PENGHUNI YANG TAK DIUNDANG

   

Sumber gambar: Google

  Dewi baru saja menempati kamar kostnya yang baru. Dia mulai bersih-bersih dan merapikan barang-barang bawaannya. Menata barang-barangnya di posisi yang dirasakannya tepat, Kebetulan letak rumah kostnya yang baru ini, di daerah pemukiman penduduk. Jadi tampak sedikit kumuh. Karena adanya rumah-rumah penduduk yang padat. Walaupun, letak kostan Dewi yang baru ini, di depannya jalanan yang cukup untuk dilintasi kendaraan-kendaraan milik orang-orang sekitar situ.

  Ketika semua barang-barang sudah tersusun rapi, Dewi melihat-lihat sekitarnya dari balkon yang ada di depan kamarnya. Dia terkejut ketika dilihatnya di depan kamarnya ada kuburan berjejer. Pas di depan matanya.Ada juga pohon bunga kamboja tumbuh di dekat kuburan itu. Bulu kuduknya berdiri seketika. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 WIB. Ditutupnya jendela kamarnya dan gorden, dia pun bergegas mandi.

   Semua tampak biasa saja, Tidak ada yang aneh. Setelah selesai mandi, dia bersiap-siap untuk keluar mencari makanan untuk makan malam. Ketika ditutupnya pintu kamarnya, dia melihat Ranti, pemghuni kamar sebelah kamarnya membuka pintu kamarnya. 

" Hai.. kenalin aku Dewi. Aku anak baru di kost ini." Kata Dewi menyapa Ranti sambil tersenyum.

" Oh..kamu anak baru ya? Kenalin aku Ranti." Kata Ranti

" Kamu sudah beli makanan untuk makan malam? Kalau belum, kita beli sama-sama yuk.." Ajak Dewi

" Ayok, kebetulan aku juga belum beli makanan buat makan malam." Jawab Ranti

       Lalu mereka berdua pergi membeli makanan untuk makan malam. Sesampainya di kostan, mereka menikamati makan malam bersama di ruang televisi sambil  menonton televisi. Mereka menikmati santap malam sambil berbincang-bincang tentang pekerjaan mereka masing masing. Kebetulan hanya ada mereka berdua di kostan itu. Anak-anak kostan yang lain sedang pergi pulang ke kotanya masing-masimg. Karena libur tanggal merah menjelang hari sabtu. Sementara Ranti tidak ikut pulang ke kotanya. Dia ingin tetap timggal di kostan. Sementara itu,  bu Dadang dan keluarganya yang menjaga kost itu juga sedang pergi ke rumah saudaranya di Garut. Jadi hanya tinggal mereka berdua dan Bi Inah pembantu yang bertugas membersih-bersihkan kostan.

  Ketika mereka sedang asik berbincang-bincang di ruang televisi, tiba-tiba dari depan pintu kamar Dewi ada suara memanggil sebanyak dua kali. Suara itu sangat jelas. Seperti suara temannya. Dan spontan Dewi  menyahut ketika di panggil.

" Dewi.." Katanya

" Ya..jawab Dewi." langsung pergi ke atas, ke kamarnya untuk menemui orang yang memanggilnya tersebut. Sesampainya di atas tidak di dapatinya siapa-siapa. Sepi. Semua lampu-lampu kamar padam. Hanya lampu kamarnya dan lampu kamar Ranti yang menyala.Dia pun segera turun ke bawah untuk menemui Ranti dan menceritakan apa yang terjadi.

  Nafasnya terengah-engah menuruni anak tangga, Sesampainya di bawah, di teguknya air yang ada di gelasnya. Lalu di ceritakannya pada Dewi kalau di atas tadi tidak ada siapa-siapa.

" Siapa? Temanmu datang? " Tanya Ranti

" Nggak, nggak ada siapa-siapa malah. Semua lampu kamar padam koq. " Kata Dewi

" Padahal suaranya jelas sekali ya tadi. Manggil kamu sampe dua kali malah.  Kata Ranti.

" Iya..tapi di atas nggak ada orang." Kata Dewi lagi.

Setelah makanan mereka habis, mereka pun naik ke atas dan masuk ke kamar masing-masing. Dewi pun menyelesaikan laporan yang harua di bawanya besok pagi ke kantor. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.30 WIB. Di padamkannya laptop, di rapikannya berkas-berkas yang berantakan di lantai dan di padamkannya lampu kamar. Dewi pun beranjak tidur. 

   Ketika dia sudah terlelap, di dengarnya suara pintu kamatnya di ketuk. Dia terbangun karena terkejut. Dipasangnya pendengarannya baik-baik. Memastikan bahwa apa yang di dengarnya barusan hanya mimpi. Ternyata dia tidak sedang bermimpi. Pintu kamarnya di ketuk kembali. Dia memberanikan diri. Bangkit dari tempat tidurnya, lalu dinyalakannya lampu. Pelan-pelan di bukanya pintu kamarnya. Dilihatnya tidak ada siapa-siapa. Semua kamar tertutup. Hanya kamar Ranti yang  lampunya menyala. " Ranti pasti sudah lelap tidur "  pikirnya.

  Dewi pun masuk kembali ke kamar dan menutup pintu kamarnya. Di biarkannya lampu kamar tetap menyala hingga pagi. Keesokkan pagi nya di temuinya Ranti di kamarnya. Di ceritakannya pada Ranti apa yang dialaminya semalam.

" Sebenarnya Wi, itu sudah sering terjadi di kost ini. Biasanya setiap anak baru yang tinggal di kost ini, pasti mengalami hal ini. Aku dulu juga seperti itu. Tapi lama kelamaan ya terbiasa."  Kata Ranti menjelaskan pada Dewi.

" O..begitu? Jadi setiap anak kost yang baru di ketuk-ketuk pintu kamarnya seperti aku? Seram juga " kata Dewi

" Iya..tapi nanti lama-lama nggak lagi. Biasalah mau kenalan " Jawab Ranti sambil tertawa.

   Lama kelamaan Dewi pun mulai beradabtasi dengan hal-hal aneh di rumah kost itu. Suatu ketika dia sedang lembur menyelesaikan pekerjaan kantornya yang di bawa pulang. Sudah pukul 01.00 WIB semua penghuni kost sudah tidur pulas. Dipadamkannya laptop lalu lampu kamar. Dia pun beranjak tidur. Saat dia mulai terlelap, tiba-tiba dia tersentak, di dengarnya suara sofa-sofa  dan meja tamu di ruang bawah bergeser. Sementara di bawah tidak ada siapa-siapa. Dia memberanikan diri bangun dan menyalakan lampu kamar. Cepat-cepat di tariknya selimut. Ditutupinya badannya dari kepala hingga kaki dengan selimut. Tapi dia tidak menceritakan apa yang di dengarnya semalam pada siapa pun. Semua di simpannya sendiri. 

    Sampai suatu hari, ketika semua penghuni kost sudah terlelap, Dewi tiba-tiba terbangun tengah malam. Di dengarnya ada suara orang mengorok kencang sekali dari kamar Olin. Cepat-cepat ditutupnya telinganya dengan bantal. Supaya tidak di dengarnya suara itu. "Koq di kamar Olin ada yang ngorok? Olin kan lagi nginap di kost temannya." Pikir Dewi. Jam sudah menunjukkan pukul 04.30 pagi. Bi Inah biasa sehabis sembahyang subuh, Bi Inah langsung menyapu, mengepel dan mengelap kaca jendel kamar-kamar anak kost, saat Bi Inah membersihkan kaca jendela kamar Olin, didengarnya ada suara orang yang sedang mengorok di kamar Olin. 

" koq ada yang ngorok di kamar Mbak Olin? Mbak Olin kan lagi nginap di kost temannya." Pikir Bi Inah

Lalu Bi Inah pun bergegas menyelesaikan pekerjaannya di ruang atas lalu turun ke bawah. Pukul 06.00 WIB pagi, Dewi bangun dan turun ke dapur. Dia hendak memasak air untuk membuat teh manis. Lalu Bi Inah menghampiri Dewi yang sedang memasak air.

" Mbak Dewi, masak tadi Bibi dengar ada yang ngorok si kamar Mbak Olin. Padahal kan Mbak Olin lagi nginap di kost temannya." Kata Bi Inah

"Oh, bibi dengar juga?Aku tuh udah dengar dari tadi malam bik..aku inget Olin kan lagi nginap di kost temannya, siapa yang tidur di kamar Olin? Aku sampai tutup telinga pakai bantal bik..sangking takutnya" kata Dewi.

"Iya ya, siapa yang ngorok di kamar Mbak Olin ya?iihh..serem" kata Bi Inah.

       Semakin lama, semakin banyak anak-anak yang kost di rumah itu mendengar suara itu. Di setiap kamar yang sedang di tinggal penghuninya. Akhirnya mereka sepakat mengatakan hal ini pada Bu Dadang penjaga kostan ini. Merek menceritakan semua kejadian-kejadian yang pernah mereka alami selama tinggal di kost ini. Dan Bu Dadang pun mengajak mereka untuk doa puasa sesuai agama masing-masing. Mereka pun melakukannya. 

        Beberapa hari saat mereka menjalankan doa puasa, Pak Dadang bermimpi, di datangi seorang laki-laki. Dalam mimpi itu Dia berkata " Kamu tidak bisa mengusir  saya dari sini. Saya orang asli sini. Kamu tidak bisa mengusir saya dari sini!" Kata laki-laki itu pada Pak Dadang.

"Kalau kamu tidak mau pergi dari sini, jangan ganggu anak-anak yang tingal di sini. Kasihan merek ketakutan." Jawab Pak Dadang dalam mimpinya.

"Kalau kamu usir saya dari sini, kamu akan sakit! " Jawab laki-laki itu lalu pergi.

   Keesokan harinya, Pak Dadang menyiapkan air mineral yang sudah dibacakan doa. Lalu air mineral itu dimasukkan ke dalam botol. Dan Bu Dadang menghampiri Dewi. 

" Ini air sudah di doakan, Ibu mau ijin buat memercikkan air ini ke sudut-sudut kamar Dewi. Kan, Dewi sering dengar suara-suara itu." Kata Bu Dadang.

Dan Dewi pun mengijinkan Bu Dadang masuk ke kamarnya, memercikkan air itu di setiap sudut kamarnya. Begitu seterusnya kamar  Ranti, kamar Olin, kamar Siska semua kamar tanpa terkecuali.

      Tapi setelah Bu Dadang selesai memercikkan air itu ke setiap sudut ruangan yang ada di rumah kost itu, Bu Dadang jatuh sakit. Dia mendadak lumpuh total tidak bisa bangun dari tempat tidurnya. Pak Dadang pun berusaha membawanya ke dokter, tapi tidak kunjung sembuh. Pak Dadang juga membawa Bu Dadang ke berbagai pengobatan alrerntif dan paranormal, tetap tidak kunjung sembuh.

            Sementara itu, satu-persatu anak-anak kost pun pindah. Karena meraka merasa terganggu dan merasa tidak nyaman tinggal di rumah kost itu. Kamar-kamar pun banyak yang kosong. Pak Dadang pun memutuskan pindah ke kampung sambil mencari dukun yang bisa mengobati Bu Dadang.

Oleh : Mariana Siagian

Jambi, 31 Oktober 2020





Komentar

Postingan populer dari blog ini

IBU

NANI ARSIK